5 Kesalahan Fatal Saat Beli Alat Audio Visual Tanpa Konsultasi Profesional
Audio, Edukasi, Instalasi, Sound System, Visual


Sering banget kejadian: sudah beli speaker, mixer, atau mic mahal—tapi hasilnya nggak maksimal. Suara tetap nggak jelas, banyak feedback, atau malah alatnya nggak cocok sama sistem yang sudah ada. Kenapa bisa begitu? Salah satu alasannya: beli alat tanpa konsultasi teknisi profesional.
Yuk bahas kesalahan fatal yang sering terjadi biar nggak buang-buang uang dan waktu.
1. Beli Berdasarkan “Katanya Bagus” atau Iklan dari Marketplace
Banyak yang beli alat karena review, iklan, atau saran dari marketplace.
Tapi alat bagus belum tentu cocok untuk venue kamu.
Setiap ruang dan kebutuhan beda—nggak bisa pukul rata.
2. Nggak Cek Kompatibilitas dengan Sistem yang Sudah Ada
Misalnya beli mixer digital, tapi amplifier & speaker masih analog lawas.
Hasilnya sinyal nggak optimal, bahkan nggak nyambung sama sekali.
Selalu cek: apakah alat baru akan sinkron dengan sistem yang sudah ada?
3. Nggak Punya Rencana Instalasi Jangka Panjang
Banyak yang beli alat hanya untuk kebutuhan hari itu.
Tapi dalam 3–6 bulan, kebutuhan bisa tiba-tiba bertambah.
Harus dirancang sebagai sistem yang scalable, bukan cuma solusi instan.
4. Lupa Biaya Tambahan: Kabel, Rigging, Setting, Training
Beli alat mahal tapi lupa bahwa sistem butuh kabel, bracket, tuning, bahkan training operator.
Akhirnya sistem dipakai asal-asalan atau bahkan malah tidak jadi digunakan.
Harga alat = biasanya setengah dari biaya total sistem.
5. Tidak Melibatkan Tim yang Akan Mengoperasikan
Operator, volunteer, atau pengguna akhir nggak diajak diskusi.
Akhirnya mereka nggak paham alatnya dan kesulitan pakai.
Jangan beli alat yang tim kamu sendiri nggak ngerti cara pakainya.
Kesimpulan: Beli Alat AV Harus Dirancang, Bukan Dadakan!
Membeli peralatan audio-visual bukan keputusan yang bisa dilakukan secara dadakan, melainkan perlu perencanaan matang. Sebelum membeli, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu mengenai kebutuhan dan kondisi ruang agar sistem yang dibangun benar-benar sesuai. Libatkan teknisi dan pengguna sejak tahap awal untuk memastikan setiap aspek teknis dan fungsional saling mendukung. Dengan begitu, Anda dapat membangun sistem yang terintegrasi, efisien, dan mudah dikembangkan di masa depan.


